Ironis
memang, cinta yang tidak mungkin di jalani,karena masing2 sudah memiliki
pasangan. Tapi perasaan itu membuat mereka gila.
Terik
matahari membakar tubuh Lia saat dia di parkiran kampus hendak pulang ke rumah.
Tapi, tiba-tiba seseorang memanggilnya.
“Lia…kamu mau
pulang?” Tanya Rika.
“iya, kenapa
Rik?” Lia Tanya balik.
“aku ikut ya?
Males ke rumah nih suntuk banget”
“sebenarnya
aku males pulang juga sih, abis panas. Eh gimana kalo kita ke tempat Raska?”
ajak Lia.
Lalu
di tempat lain, Hp seorang cowok berbunyi. Dia menempelkan Hp itu ke
telinganya. Dengan sedikit senyuman dia menjawab iya dan mematikan Hp-nya
kemudian memasukkan benda mungil itu ke sakunya. Lima menit kemudian dia sudah
sampai di parkiran.
“hai, jadi?”
sapa Raska saat menemui Lia dan Rika.
“ya jadi
donk…” sahut Rika.
Mereka
bertiga ke kost Raska dan beristirahat di situ, Lia dan Rika memang tidak
pulang karena mereka berdua masih ada ujian lagi, sedangkan Raska tidak.
“Lapeeerrr…” keluh Lia. Akhirnya Raska membelikan mereka makanan. Karena memang
di kost Raska tidak ada apa-apa. Saat Raska tiba, mereka langsung makan dengan
lahapnya. Lalu Rika tertidur.
“Ka makasih
banyak ya…”
“sama-sama,
aku seneng lagi kalian mau ke sini nemenin aku”
“gimana pacar
kamu?” Tanya Lia.
“dia baik
aja, kamu sendiri gimana?”
“sama aja”
Mereka
terus saling curhat. Padahal mereka tau sebenarnya itu pasti menyakitkan bagi
mereka berdua. Karena mereka saling suka tapi sudah sama-sama punya pacar. Tapi
siang itu perasaan mereka berdua tidak dapat lagi terbendung, saat Raska
menggenggam tangan Lia, Lia pun meneteskan air mata.
“Raska,
kenapa ini harus terjadi sama kita?” sesal Lia.
“aku juga ga
tau, tapi perasaan kita ga boleh terus kaya gini”
“aku tau Ras,
tapi hati aku sakit banget tiap liat kamu sama Hanny”
Perasaan
itu memang tidak bisa disalahkan dia ada begitu saja dan mereka berdua tidak
dapat menahan perasaan mereka.
Bersambung ...